“Kembang Janggut” Menginspirasi: Kisah Yayang, Mahasiswi FKIP UNIKARTA Tenggarong yang Berkontribusi Lewat Budaya di Kirab HUT Kabupaten Kutai Timur
Semangat pelestarian budaya Kalimantan Timur bersinar terang dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kutai Timur (Kutim) yang dipusatkan di Sangatta pada Minggu, 19 Oktober 2025. Salah satu sosok yang paling mencuri perhatian adalah Rezeki Farsa Hulwani Nurhaliza. Gadis yang akrab disapa Yayang merupakan mahasiswi disabilitas intelektual berprestasi dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kutai Kartanegara (UNIKARTA) Tenggarong.
Melalui undangan dari Tenggarong Kutai Carnival (TKC), Yayang terpilih menjadi satu dari lima perwakilan yang dilibatkan dalam kirab budaya karnaval yang mengusung tema kekayaan alam dan budaya Kalimantan Timur. Gadis yang bertalenta ini memukau publik dengan kostum bertema “Kembang Janggut” – bunga yang pada zaman dahulu kerap digunakan sebagai buket tangan pengantin – dan kini dipatenkan menjadi nama sebuah kecamatan di Kutai Kartanegara (Kukar).
Di balik gemilangnya penampilan Yayang, ada dukungan luar biasa dari ibunda – Rita Utami (Ita) – yang juga menjadi partner sekaligus penggagas ide kostum. Sang ibu mengungkapkan bahwa ide kostum “Kembang Janggut” muncul dari keinginannya untuk mengangkat unsur budaya yang unik dan langka. “Kami bantu dalam artiannya ketika ini kurang, kami saling memberi masukan untuk menghasilkan kostum yang perfect bertul-betul timbul aura dan jiwa Kembang Janggut itu sendiri,” jelasnya, Adapun tema kostum lainnya yakni Tikar Purun, Ulap Doyo, Sumpit, Tiga Danau, dan Hudoq. Sembari menegaskan bahwa pembuatan kostum ini dilakukan murni atas biaya pribadi sebagai bentuk komitmen.
Lebih dari sekadar prestasi, sang ibu menjadikannya momentum untuk mengedukasi masyarakat. Sebagai orang tua selalu mendampingi dan support Yayang untuk berprestasi dalam hal-hal positif. Dengan berprestasi akan menimbulkan rasa kepercayaan diri yang tinggi dan tidak dianggap sebelah mata, karena di balik kekurangan ada kelebihan. Ia ingin menunjukkan bahwa anak dengan keterbatasan sekalipun memiliki hak untuk berprestasi. “Ibaratnya mengangkat mutiara yang ada di dalam lumpur. Semua bisa dengan keyakinan dan semangat kita, sehingga anak-anak kita bisa berprestasi dan berkontribusi kepada negeri tercinta ini,” tegasnya. Prestasi Yayang ini bukan kali pertama. Sebelumnya, Yayang juga menunjukkan profesionalitasnya saat mewakili Kalimantan Timur di Jember Fashion Carnaval (JFC).



